Pemberian Remisi Natal 2025

Sebanyak sembilan WBP Nasrani mengikuti kegiatan tersebut, terdiri dari enam narapidana dan tiga tahanan. Dari jumlah itu, enam orang menerima Remisi Khusus Natal, dengan rincian lima orang mendapat pengurangan hukuman satu bulan dan satu orang memperoleh satu bulan lima belas hari. Bagi para penerima, remisi bukan sekadar pengurangan waktu, tetapi pengakuan atas perubahan sikap dan usaha mereka untuk menjalani pembinaan dengan sungguh-sungguh.

Pemberian Remisi Natal 2025

 

Pasangkayu, 25 Desember 2025 — Suasana Natal di Rutan Kelas IIB Pasangkayu tahun ini terasa lebih hangat dan penuh harapan. Pada Kamis pagi, Rutan Pasangkayu menyerahkan Remisi Khusus Natal 2025 kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) beragama Nasrani. Remisi ini menjadi hadiah Natal yang bermakna, karena memberi pengurangan masa pidana sekaligus menyuntikkan semangat baru untuk menjalani hari esok dengan lebih baik.

 

Sebanyak sembilan WBP Nasrani mengikuti kegiatan tersebut, terdiri dari enam narapidana dan tiga tahanan. Dari jumlah itu, enam orang menerima Remisi Khusus Natal, dengan rincian lima orang mendapat pengurangan hukuman satu bulan dan satu orang memperoleh satu bulan lima belas hari. Bagi para penerima, remisi bukan sekadar pengurangan waktu, tetapi pengakuan atas perubahan sikap dan usaha mereka untuk menjalani pembinaan dengan sungguh-sungguh.

 

Penyerahan Surat Keputusan remisi dilakukan secara simbolis dan disaksikan dengan penuh haru. Beberapa warga binaan tampak menundukkan kepala, sebagian tersenyum tipis, bahkan ada yang tak kuasa menahan air mata. Natal kali ini terasa berbeda, karena mereka merasakan negara hadir memberi kesempatan kedua, sekaligus harapan untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik di tengah keluarga dan masyarakat.

 

Kehangatan Natal juga dirasakan oleh keluarga warga binaan. Rutan Pasangkayu menyalurkan bantuan sosial kepada empat keluarga WBP. Bantuan ini menjadi bentuk kepedulian nyata untuk meringankan beban keluarga di luar tembok rutan, sekaligus memperkuat ikatan emosional antara warga binaan dan orang-orang tercinta yang menanti kepulangan mereka.

 

Kegiatan kemudian ditutup dengan ibadah kebaktian Natal bersama yang dipimpin Pendeta dan rombongan Gereja Misi Injil Indonesia. Dalam doa dan pujian sederhana, warga binaan dan petugas larut dalam suasana kekeluargaan. Natal di Rutan Pasangkayu bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga momentum kemanusiaan—tentang harapan, pengampunan, dan keyakinan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk berubah dan memulai hidup yang lebih baik.